"Cerita Unik dari Mantan Presiden RI Ir.Soekarno"
1.Perintah pertama Soekarno sebagai Presiden
Sosok Soekarno punya seribu cerita unik yang mengundang senyum. Kira-kira apa perintah pertama Presiden Soekarno saat menjadi Presiden?
Sosok Soekarno punya seribu cerita unik yang mengundang senyum. Kira-kira apa perintah pertama Presiden Soekarno saat menjadi Presiden?
Sehari setelah kemerdekaan Republik Indonesia
tanggal 17 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
bersidang. Mereka menetapkan Soekarno sebagai Presiden RI pertama dan Mohammad
Hatta sebagai wakil presiden RI.
Tidak ada debat sengit dalam sidang di Gedung
Road van Indie di Jalan Pejambon itu. Sederhana saja, PPKI memilih Soekarno
sebagai presiden. Berbeda sekali dengan sidang paripurna di DPR yang penuh
keriuhan, protes serta gontok-gontokan.
Kisah ini diceritakan Soekarno dalam
biografinya yang ditulis Cindy Adams "Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat
Indonesia yang diterbitkan Yayasan Bung Karno tahun 2007.
"Nah kita sudah bernegara sejak kemarin.
Dan sebuah negara memerlukan seorang Presiden. Bagaimana kalau kita memilih
Soekarno?"
Soekarno pun menjawab, "Baiklah."
Sesederhana itu. Maka jadilah Soekarno sebagai
Presiden pertama RI. Namanya negara yang baru seumur sehari, tidak ada mobil
kepresidenan yang mengantar Soekarno. Maka Soekarno pun pulang berjalan kaki.
"Di jalanan aku bertemu dengan tukang sate
yang berdagang di kaki lima. Paduka Yang Mulia Presiden Republik Indonesia
memanggil pedagang yang bertelanjang kaki itu dan mengeluarkan perintah
pelaksanaannya yang pertama. Sate ayam 50 tusuk!" ujar Soekarno.
Itulah perintah pertama presiden RI. "Sate
ayam 50 tusuk!"
Soekarno kemudian jongkok di pinggir got dekat
tempat sampah. Sambil berjongkok, Paduka Yang Mulia Presiden Republik Indonesia
itu menghabiskan sate ayam 50 tusuk dengan lahap. Itulah pesta perayaan
pelantikannya sebagai Presiden RI.
Saat Soekarno pulang ke rumah, dia menyampaikan dirinya telah dipilih menjadi Presiden pada Fatmawati, istrinya. Fatmawati tidak melompat-lompat kegirangan. Fatmawati menceritakan wasiat ayahnya sebelum meninggal.
Saat Soekarno pulang ke rumah, dia menyampaikan dirinya telah dipilih menjadi Presiden pada Fatmawati, istrinya. Fatmawati tidak melompat-lompat kegirangan. Fatmawati menceritakan wasiat ayahnya sebelum meninggal.
"Di malam sebelum bapak meninggal, hanya
tinggal kami berdua yang belum tidur. Aku memijitnya untuk mengurangi rasa
sakitnya, ketika tiba-tiba beliau berkata 'Aku melihat pertanda secara
kebatinan bahwa tidak lama lagi...dalam waktu dekat...anakku akan tinggal di
istana yang besar dan putih itu'. Jadi ini tidak mengagetkanku. Tiga bulan yang
lalu, Bapak sudah meramalkannya," ujar Fatmawati tenang.
Soekarno memang ditakdirkan jadi orang besar dengan segala ceritanya.
Soekarno memang ditakdirkan jadi orang besar dengan segala ceritanya.
2.Soekarno cinta budaya bangsa
Sejak kecil, Soekarno sangat menyukai cerita wayang. Dia hapal banyak cerita wayang sejak kecil. Saat masih bersekolah di Surabaya, Soekarno rela begadang jika ada pertunjukan wayang semalam suntuk. Dia pun senang menggambar wayang di batu tulisnya.
Sejak kecil, Soekarno sangat menyukai cerita wayang. Dia hapal banyak cerita wayang sejak kecil. Saat masih bersekolah di Surabaya, Soekarno rela begadang jika ada pertunjukan wayang semalam suntuk. Dia pun senang menggambar wayang di batu tulisnya.
Saat ditahan dalam penjara Banceuy pun
kisah-kisah wayanglah yang memberi kekuatan pada Soekarno. Terinspirasi dari
Gatot Kaca, Soekarno yakin kebenaran akan menang, walau harus kalah dulu
berkali-kali. Dia yakin suatu saat penjajah Belanda akan kalah oleh perjuangan
rakyat Indonesia.
"Pertunjukan wayang di dalam sel itu
tidak hanya menyenangkan dan menghiburku. Dia juga menenangkan perasaan dan
memberi kekuatan pada diriku. Bayangan-bayangan hitam di kepalaku menguap bagai
kabut dan aku bisa tidur nyenyak dengan penegasan atas keyakinanku. Bahwa yang
baik akan menang atas yang jahat," ujar Soekarno dalam biografinya yang
ditulis Cindy Adams "Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia yang
diterbitkan Yayasan Bung Karno tahun 2007.
Soekarno tidak hanya mencintai budaya Jawa.
Dia juga mengagumi tari-tarian dari seantero negeri. Soekarno juga begitu
takjub akan tarian selamat datang yang dilakukan oleh penduduk Papua.
Karena kecintaan Soekarno pada seni dan
budaya, Istana Negara penuh dengan aneka lukisan, patung dan benda-benda seni
lainnya. Setiap pergi ke daerah, Soekarno selalu mencari sesuatu yang unik dari
daerah tersebut.
Dia menghargai setiap seniman, budayawan
hingga penabuh gamelan. Soekarno akan meluangkan waktunya untuk
berbincang-bincang soal seni dan budaya setiap pagi, di samping bicara politik.
Saat-saat diasingkan di Istana Bogor selepas
G-30S/PKI, Soekarno membunuh waktunya dengan mengiventarisir musik-musik
keroncong yang dulu populer tahun 1930an dan kemudian menghilang. Atas kerja
kerasnya dan beberapa seniman keroncong, Soekarno berhasil menyelamatkan
beberapa karya keroncong.
3.Ketika Bung Karno paksa Belanda memikul
sepeda
Ada saja cerita lucu yang datang dari Bung Karno, proklamator yang lahir pada 6 Juni 1901 dan wafat pada tanggal 21 Juni 1970. Sebuah cerita lucu dituturkan istrinya Fatmawati. Fatmawati menjadi Ibu Negara Indonesia dari tahun 1945 hingga tahun 1967 dan merupakan istri ke-3 dari Soekarno. Fatmawati juga dikenal akan jasanya dalam menjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih yang turut dikibarkan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945.
Ada saja cerita lucu yang datang dari Bung Karno, proklamator yang lahir pada 6 Juni 1901 dan wafat pada tanggal 21 Juni 1970. Sebuah cerita lucu dituturkan istrinya Fatmawati. Fatmawati menjadi Ibu Negara Indonesia dari tahun 1945 hingga tahun 1967 dan merupakan istri ke-3 dari Soekarno. Fatmawati juga dikenal akan jasanya dalam menjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih yang turut dikibarkan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945.
Fatmawati mengakui kadang kali ada kelucuan
daripada pembawaan Soekarno. Bila Bung Karno sudah melucu, dirinya jadi
terpingkal-pingkal dibuatnya. Menurut Fatmawati, Bung Karno pernah bercerita
kalau dirinya senang berkelakar. Senang mendengar dan bercerita yang lucu. Dan
kelucuan Bung Karno bukanlah kelucuan seorang badut, tapi sikap eksentrik
seorang pemikir.
Menurut Fatmawati, ketika Bung Karno dibuntuti
polisi Belanda, polisi Belanda tersebut dipaksa untuk memikul sepedanya. Bung
Karno tahu kalau dirinya selalu diikuti oleh serdadu Belanda. Sedikit saja Bung
Karno melanggar hukum, Belanda dengan cepat mengirimnya ke dalam bui. Justru
karena tahu polisi Belanda tidak boleh melepaskan pandangan mengikuti jejaknya,
membuat dia sering mempermainkan polisi Belanda.
Waktu itu, Bung Karno sedang bersepeda,
seorang polisi mengikutinya dari belakang. Bung Karno sengaja tidak mempercepat
laju sepedanya. Dia menggenjot dengan santai saja. Polisi belanda itu pun santai
pula mengikuti dari kejauhan. Tiba-tiba timbul pikiran membikin polisi itu
repot. Di tepi persawahan, Bung Karno berhenti dan meninggalkan sepedanya di
sana. Kemudian Bung Karno berjalan meniti pematang, menuju suatu perkampungan
yang agak jauh letaknya, tempat seorang temannya tinggal. Bung Karno tahu,
sepedanya tidak akan ada yang mengambil.
"Bung Karno tahu, polisi itu tidak berani
membiarkan dirinya lepas dari pandangannya. Dia wajib menguntit Soekarno
terus,” cerita Fatmawati dikutip dari buku Bung Karno Masa Muda’ Penerbit:
Pustaka Yayasan Antar Kota, Jakarta, 1978.
Tapi kesulitannya sekarang adalah sepedanya
tidak boleh ditinggalkan begitu saja seperti sepeda Bung Karno. Disiplin
melarang polisi Belanda meninggalkan sepedanya di jalanan. Akhirnya terpaksa
polisi itu memikul sepedanya meniti pematang sambil terseok-seok. Sesekali
polisi itu kejeblos masuk lumpur sawah dengan bebannya yang cukup berat. Dia
tidak berani membiarkan Bung Karno bebas berkeliaran di luar pengawasannya.
Sedangkan Bung Karno yang punya pikiran nakal
itu enak saja meniti pematang panjang menuju perkampungan. Dia dengan jalan
lenggang kangkung, sementara di belakang sang polisi dengan geram mengikutinya.
Itulah beberapa keping perbuatan Soekarno yang
terkadang lucu, menurut Fatmawati sering membuat dia terpingkal-pingkal
mendengarnya.
4.Bung Karno dan Ibu Fatmawati, tak pernah
ingat kapan menikah
Di zaman modern, ada tradisi memperingati ulang tahun perkimpoian. Kalau 25 tahun perkimpoian disebut kimpoi perak, sementara 50 tahun perkimpoian disebut kimpoi emas. Tetapi, menurut pengakuan Ibu Fatmawati, dia dan Bung Karno tidak pernah merayakan ulang tahun perkimpoian
Di zaman modern, ada tradisi memperingati ulang tahun perkimpoian. Kalau 25 tahun perkimpoian disebut kimpoi perak, sementara 50 tahun perkimpoian disebut kimpoi emas. Tetapi, menurut pengakuan Ibu Fatmawati, dia dan Bung Karno tidak pernah merayakan ulang tahun perkimpoian
Jangankan kimpoi perak atau kimpoi emas, ulang
tahun pernikahan ke-1, ke-2 atau ke-3 saja tidak pernah. Sebabnya tak lain
karena keduanya tidak pernah ingat kapan menikah. Ini bisa dimaklumi karena
saat berlangsungnya pernikahan, zaman sedang dibalut perang. Saat itu Perang
Dunia II sedang berkecamuk dan Jepang baru datang untuk menjajah Indonesia.
"Kami tidak pernah merayakan kimpoi perak
atau kimpoi emas. Sebab kami anggap itu soal remeh, sedangkan kami selalu
dihadapkan pada persoalan-persoalan besar yang hebat dan dahsyat," begitu
cerita Ibu Fatmawati di buku Bung Karno Masa Muda, terbitan Pustaka Antar Kota,
1978.
Kehidupan pernikahan Bung Karno dan Fatmawati
memang penuh dengan gejolak perjuangan. Dua tahun setelah keduanya menikah,
Indonesia mencapai kemerdekaan. Tetapi ini belum selesai, justru saat itu
perjuangan fisik mencapai puncaknya. Bung Karno pastinya terlibat dalam setiap
momen-momen penting perjuangan bangsa.
Pasangan ini melahirkan putra pertamanya yaitu
Guntur Soekarnoputra. Guntur lahir pada saat Bung Karno sudah berusia 42 tahun.
Berikutnya lahir Megawati, Rachmawati, Sukmawati, dan Guruh. Putra-putri Bung
Karno dikenal memiliki bakat kesenian tinggi. Hal itu tak aneh mengingat Bung
Karno adalah sosok pengagum karya seni, sementara Ibu Fatmawati sangat pandai
menari.
5.Saat Soekarno kencingi Hatta
Tanggal 8 Agustus 1945, pemimpin tertinggi pasukan Jepang di Asia Tenggara, Jenderal Terauchi memanggil Soekarno dan Mohammad Hatta ke Vietnam. Terauchi sama sekali tidak menjelaskan apa maksudnya. Hal ini membuat Soekarno dan Hatta bertanya-tanya.
Tanggal 8 Agustus 1945, pemimpin tertinggi pasukan Jepang di Asia Tenggara, Jenderal Terauchi memanggil Soekarno dan Mohammad Hatta ke Vietnam. Terauchi sama sekali tidak menjelaskan apa maksudnya. Hal ini membuat Soekarno dan Hatta bertanya-tanya.
Berangkatlah mereka dengan diiringi 20 pejabat
tinggi militer Jepang. Pesawat yang ditumpangi Soekarno penuh sesak. Tapi tak
ada yang mau bicara soal alasan pemanggilan tersebut.
Ternyata pertemuan Soekarno-Hatta dengan
Terauchi di Dalath ini sangat penting dalam sejarah Indonesia. Jepang mengaku
tidak akan menghalang-halangi kemerdekaan Indonesia. Jepang sadar mereka sudah
dikalahkan pasukan sekutu. Kondisi peperangan sama sekali berubah. Jepang sudah
kalah habis-habisan dalam perang dunia II di Pasifik.
Kisah ini diceritakan Soekarno dalam
biografinya yang ditulis Cindy Adams "Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat
Indonesia yang diterbitkan Yayasan Bung Karno tahun 2007.
Maka dengan membawa berita baik itu, pulanglah
Soekarno dan Hatta ke Indonesia. Kali ini mereka tidak naik pesawat penumpang
yang bagus seperti saat berangkat. Mereka naik pesawat pembom yang sudah
rongsokan. Banyak lubang bekas tembakan di badan pesawat itu.
Pesawat itu juga tidak memiliki tempat duduk.
Para penumpang duduk di lantai pesawat atau berbaring. Tidak ada juga pemanas,
sehingga para penumpang menggigil kedinginan. Parahnya, tidak ada juga kamar
kecil.
Nah, yang jadi masalah, saat itu Soekarno
ingin kencing. Dia berbisik pada Suharto, dokter pribadinya.
"Aku ingin kencing. Apa yang harus
kulakukan?" bisik Soekarno.
Suharto juga bingung, tidak ada kamar kecil.
Maka dia menunjuk bagian ekor pesawat yang penuh lubang bekas tembakan.
"Tidak ada tempatnya, jadi tidak ada jalan lain. Bung harus kencing di
sana," kata Suharto.
"Baiklah. Aku melangkah pelan-pelan ke
bagian belakang pesawat dan melampiaskan hajatku. Dan baru aku mulai, tiupan
angin yang keras menghempas melalui lubang-lubang bekas peluru dan menyemburkan
air itu ke seluruh ruangan pesawat. Kawan-kawanku yang malang itu mandi dengan
air istimewa," beber Soekarno.
Saat mendarat di Jakarta, para pemimpin bangsa
itu masih setengah basah dengan air kencing sang pemimpin besar revolusi. Tak
dijelaskan bagaimana reaksi Hatta dan yang lainnya saat terkena air kencing Soekarno.
6.Soekarno menipu Belanda dengan telur dan
Alquran
Bung Karno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung. Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927. Aktivitas Soekarno di PNI inilah yang membuat dia mendekam di penjara Banceuy dan kemudian dipindahkan ke Sukamiskin pada tahun 1930.
Bung Karno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung. Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927. Aktivitas Soekarno di PNI inilah yang membuat dia mendekam di penjara Banceuy dan kemudian dipindahkan ke Sukamiskin pada tahun 1930.
Saat dipenjara, Soekarno mengandalkan hidupnya
dari sang istri. Seluruh kebutuhan hidup dipasok oleh Inggit yang dibantu oleh
kakak kandung Soekarno, Sukarmini atau yang lebih dikenal sebagai Ibu Wardoyo.
Saat dipindahkan ke penjara Sukamiskin,
pengawasan terhadap Soekarno semakin keras dan ketat. Dia dikategorikan sebagai
tahanan yang berbahaya. Bahkan untuk mengisolasi Soekarno agar tidak mendapat
informasi dari luar, dia digabungkan dengan para tahanan 'elite'. Kelompok
tahanan ini sebagian besar terdiri dari orang Belanda yang terlibat korupsi,
penyelewengan, atau penggelapan. Tentu saja, obrolan dengan mereka tidak
nyambung dengan Bung Karno muda yang sedang bersemangat membahas perjuangan
kemerdekaan. Paling banter yang dibicarakan adalah soal makanan, cuaca, dan
hal-hal yang tidak penting.
Beberapa bulan pertama menjadi tahanan di
Sukamiskin, komunikasi Bung Karno dengan rekan-rekan seperjuangannya nyaris
putus sama sekali. Tapi sebenarnya, ada berbagai cara dan akal yang dilakukan
Soekarno untuk tetap mendapat informasi dari luar.
Hal itu terjadi saat pihak penjara membolehkan
Soekarno menerima kiriman makanan dan telur dari luar. Telur yang merupakan
barang dagangan Inggit itu selalu diperiksa ketat oleh sipir sebelum diterima
Bung Karno.
Seperti yang dituturkan Ibu Wardoyo yang
dikutip dalam buku 'Bung Karno Masa Muda' terbitan Pustaka Antarkota tahun
1978, telur menjadi alat komunikasi untuk mengabarkan keadaan di luar penjara.
Caranya, bila Inggit mengirim telur asin, artinya di luar ada kabar buruk yang
menimpa rekan-rekan Bung Karno. Namun dia hanya bisa menduga-duga saja kabar
buruk tersebut, karena Inggit tidak bisa menjelaskan secara detail.
Seiring berjalannya waktu, Soekarno dan Inggit
kemudian menemukan cara yang lebih canggih untuk mengelabui Belanda. Medianya
masih sama, telur. Namun, telur tersebut telah ditusuk-tusuk dengan jarum halus
dan pesan lebih detail mengenai kabar buruk itu dapat dipahami Bung Karno. Satu
tusukan di telur berarti semua kabar baik, dua tusukan artinya seorang teman
ditangkap, dan tiga tusukan berarti ada penyergapan besar-besaran terhadap para
aktivis pergerakan kemerdekaan.
Ada lagi cara yang lebih rumit dengan
menggunakan media buku-buku agama hingga Alquran. Inggit yang mendapat jatah
berkunjung dua kali sepekan diizinkan membawa buku-buku agama dan Alquran.
Misalnya, Bung Karno dikirimi Alquran tanggal 24 bulan April. Maka Bung Karno harus
membuka surat Alquran keempat di halaman 24. Di bawah huruf-huruf tertentu pada
halaman tersebut terdapat lubang-lubang kecil seperti huruf Braille. Contohnya
di bawah huruf B ada tusukan, selanjutnya di bawah huruf U, dan seterusnya,
hingga membentuk rangkaian kata dan kalimat yang berisi kabar dari rekan-rekan
seperjuangannya yang berada di luar penjara.
Satu lagi model komunikasi yang digunakan Bung
Karno. Cara ini dipilih Ibu Wardoyo, yang selalu menemani Inggit membesuk ke
penjara Sukamiskin. Dia menggunakan bahasa tubuh seperti menarik telinga,
menyilangkan jari, mengedipkan mata, menggerakan satu tangan, hingga
menggerakkan bagian muka. Semua kode itu sudah dipahami maknanya oleh Bung
Karno.
Selama menjalani masa hukuman dari Desember
1929 hingga dibebaskan pada tanggal 31 Desember 1931, Soekarno tidak pernah
dijenguk oleh kedua orangtuanya yang berada Blitar. Menurut Ibu Wardoyo, orang
tua mereka Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai tidak sanggup
melihat anak yang mereka banggakan itu berada di tempat hina yakni penjara dan
dalam posisi yang tidak berdaya.
Apalagi, saat di Sukamiskin, menurut Ibu
Wardoyo, kondisi Soekarno demikian kurus dan hitam. Namun Bung Karno beralasan,
dia sengaja membuat kulitnya menjadi hitam dengan bekerja dan bergerak di bawah
terik matahari untuk memanaskan tulang-tulangnya. Sebab di dalam sel tidak ada
sinar matahari, lembab, gelap, dan dingin.
7. Soekarno soal cerutu Kuba, Che dan Castro
Che Guevara lebih dulu berkunjung ke Indonesia tahun 1959. El Comandante ini berdiskusi panjang lebar soal revolusi di Indonesia. Pada waktu itu, Che juga merupakan wakil resmi pemerintah Kuba untuk membicarakan hubungan dagang antar kedua negara. Soekarno cocok dengan pribadi Che. Keduanya penuh energi dan bergaya informal..
Che Guevara lebih dulu berkunjung ke Indonesia tahun 1959. El Comandante ini berdiskusi panjang lebar soal revolusi di Indonesia. Pada waktu itu, Che juga merupakan wakil resmi pemerintah Kuba untuk membicarakan hubungan dagang antar kedua negara. Soekarno cocok dengan pribadi Che. Keduanya penuh energi dan bergaya informal..
Che sempat berwisata ke Candi Borobudur. Dia
yang terkesan dengan Soekarno kemudian mengundang Soekarno untuk ganti
berkunjung ke Kuba.
Maka tahun 1960, Soekarno yang melawat ke Kuba. Pemimpin Kuba Fidel Castro langsung menyambutnya di Bandara Havana. Soekarno disambut meriah. Warga Kuba berdiri di sepanjang jalan membentangkan poster bertuliskan 'Viva President Soekarno'.
Maka tahun 1960, Soekarno yang melawat ke Kuba. Pemimpin Kuba Fidel Castro langsung menyambutnya di Bandara Havana. Soekarno disambut meriah. Warga Kuba berdiri di sepanjang jalan membentangkan poster bertuliskan 'Viva President Soekarno'.
Fidel Castro yang juga anti-Amerika klop
dengan Soekarno. Sejarah menunjukkan keduanya tidak pernah mau didikte Amerika
Serikat.
Soekarno menghadiahi Castro keris, senjata
asli Indonesia. Mereka tertawa seperti dua sahabat saat bertukar penutup
kepala. Soekarno menukar kopiahnya dengan topi a la komandan militer yang
menjadi ciri khas Castro. Che pun tampak senang mengenakan kopiah Soekarno.
Yang unik, rombongan kepresidenan sempat
berhenti hanya karena petugas polisi yang memimpin konvoi ingin menghisap
cerutu.
Cerita itu dituturkan ajudan Soekarno, Bambang
Widjanarko dalam buku 'Sewindu Dekat Bung Karno' terbitan Kepustakaan Populer Gramedia.
Saat itu dalam konvoi Soekarno ada tiga polisi
yang memimpin iring-iringan kepresidenan sekaligus membuka jalan. Tiba-tiba
polisi pemimpin konvoi menghentikan motornya dan menyuruh konvoi berhenti.
Tentu saja semua peserta bertanya-tanya kenapa konvoi berhenti.
Polisi itu lalu mengeluarkan cerutu, dan
menghampiri sopir Soekarno. Rupanya dia mau pinjam korek untuk menyalakan
cerutu. Setelah menyala, polisi itu lalu memberi hormat pada Soekarno. Dia
menaiki motornya dan memimpin konvoi kembali dengan gagah. Sambil menghisap
cerutu kuba tentu saja.
"Bung Karno tertawa berderai melihat itu.
Rupanya dia cukup paham Kuba masih dalam revolusi," ujar Bambang.
Lawatan ke Kuba sangat mengesankan untuk
Soekarno. Sangat berbeda dengan lawatannya ke Washington beberapa waktu
sebelumnya. Kala itu Soekarno tersinggung dengan Presiden Eisenhower yang
sombong. Eisenhower menganggap remeh Soekarno yang dianggapnya datang dari
negara dunia ketiga.
Dibiarkannya Soekarno menunggu di Gedung Putih hampir setengah jam lamanya. Amarah Soekarno pun meledak.
Dibiarkannya Soekarno menunggu di Gedung Putih hampir setengah jam lamanya. Amarah Soekarno pun meledak.
"Apakah kalian memang bermaksud menghina
saya. Sekarang juga saya pergi," ujar Soekarno dengan marah.
Para pejabat AS pun kebingungan. Mereka sibuk
meminta maaf dan meminta Soekarno tinggal. Eisenhower pun segera keluar menemui
Soekarno.
Pada pertemuan berikutnya, Eisenhower menjadi lebih ramah. Dia sadar Soekarno tak bisa diremehkan.
Pada pertemuan berikutnya, Eisenhower menjadi lebih ramah. Dia sadar Soekarno tak bisa diremehkan.
8.Repotnya Soekarno beristri banyak
Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, dikenal beristri banyak. Punya istri banyak dan cemburuan tentu membuat Soekarno pusing. Kadang Soekarno terpaksa main kucing-kucingan dengan para istrinya.
Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, dikenal beristri banyak. Punya istri banyak dan cemburuan tentu membuat Soekarno pusing. Kadang Soekarno terpaksa main kucing-kucingan dengan para istrinya.
Ketika Soekarno menikah dengan Hartini,
Fatmawati marah dan keluar dari Istana. Istri kedua Soekarno ini memilih
tinggal di Kebayoran Baru. Hartini pun akhirnya tidak tinggal di Istana, tetapi
di paviliun Istana Bogor. Lalu setelah menikah dengan Dewi Soekarno, wanita
Jepang ini ditempatkan di Wisma Yasoo, Jl Gatot Subroto. Sementara istri
lainnya, Haryati 'ditaruh' di kawasan Slipi, Jakarta Barat.
Banyak kisah lucu soal poligami Soekarno.
Misalnya soal surat. Karena sibuk, Soekarno tidak sempat menulis surat untuk
masing-masing istrinya. Maka dia menyuruh juru tulis Istana untuk mengetikkan
surat cinta bagi istrinya.
Tapi betapa kagetnya Soekarno saat mendapati
surat cinta itu diketik di atas kertas berkop kepresidenan resmi. Lengkap
dengan logo burung garuda dan cap kepresidenan. Bukan itu saja, si pengirim
bukan ditulis sebagai 'mas' atau 'Soekarno' tetapi Paduka Yang Mulia Presiden
Republik Indonesia, Ir Soekarno.
Nah, akibat banyak istri ini para ajudan pun
jadi punya tugas tambahan. Ajudan Soekarno, Bambang Widjanarko menceritakan
semua kerepotan ini.
Para istri Soekarno ini selalu curiga ke mana
Soekarno pergi setelah jam dinas usai. Apakah menemui istrinya yang lain? ke
rumah si A, si B atau si C? Para ajudan Soekarno pun harus berbohong demi
menyelamatkan bos mereka.
"Kami para ajudannya harus membantu dan
mengamankan setiap timbul persoalan. Kalau perlu harus berbohong, apabila ibu
yang satu bertanya apakah Bung Karno bertemu dengan ibu yang lainnya,"
kata Bambang Widjanarko dalam buku 'Sewindu Dekat Bung Karno' terbitan
Kepustakaan Populer Gramedia.
Jika Soekarno bertanya "Apakah aku sudah
rapi?" Maka 'rapi' itu artinya bersih dari bekas lipstik, dan wangi parfum
salah satu istrinya. Ajudan pun harus ektra teliti memeriksa. Jika ada bekas
parfum misalnya, maka Soekarno akan pulang dulu ke Istana Negara untuk mandi
dan berganti pakaian.
Pernah suatu saat, Haryati, mendengar Soekarno
sedang menemui istrinya yang lain. Dia pun marah dan hendak menyusul ke tempat
acara. Soekarno yang mendapat laporan, memerintahkan bagaimana dan apapun
caranya, Haryati tak boleh meninggalkan Slipi.
Maka 'operasi sabotase' itu digelar. Awalnya
sopir Haryati berpura-pura mobilnya mogok. Haryati yang murka meminta agar
dikirim mobil dari Istana. Tapi berjam-jam mobil itu tidak juga datang. Saat
sopir sudah berhasil menyalakan mobil yang tadi mogok, sebuah truk tiba-tiba
mogok di depan rumahnya. Mobil Haryati pun tidak bisa keluar dari garasi. Misi
sabotase ini sukses.
9.Bung Karno tak suka wanita seksi
Presiden Soekarno semasa hidupnya dikenal memiliki pesona, sehingga dengan mudah menaklukkan wanita-wanita cantik yang diinginkannya. Sejarah mencatat Bung Karno sembilan kali menikah. Namun banyak yang tidak tahu wanita seperti apa yang dicintai Sang Putra Fajar itu.
Presiden Soekarno semasa hidupnya dikenal memiliki pesona, sehingga dengan mudah menaklukkan wanita-wanita cantik yang diinginkannya. Sejarah mencatat Bung Karno sembilan kali menikah. Namun banyak yang tidak tahu wanita seperti apa yang dicintai Sang Putra Fajar itu.
Untuk urusan kriteria ternyata Bung Karno
bukanlah sosok pria neko-neko. Perhatian Bung Karno akan mudah tersedot jika
melihat wanita sederhana yang berpakaian sopan. Lalu, bagaimana Bung Karno
memandang wanita berpenampilan seksi?
Pernah di satu kesempatan ketika sedang jalan
berdua dengan Fatmawati, Bung Karno bercerita mengenai penilaiannya terhadap
wanita. Kala itu Bung Karno benar-benar sedang jatuh hati pada Fatmawati.
"Pada suatu sore ketika kami sedang
berjalan-jalan berdua, Fatmawati bertanya padaku tentang jenis perempuan yang
kusukai," ujar Soekaro dalam buku 'Bung Karno Masa Muda' terbitan Pustaka
Antar Kota.
Sesaat Bung Karno memandang sosok Fatmawati
yang saat itu berpakaian sederhana dan sopan. Perasaan Bung Karno benar-benar
bergejolak, dia sedikit terkejut mendengar pertanyaan itu.
"Aku memandang kepada gadis desa ini yang
berpakaian baju kurung merah dan berkerudung kuning diselubungkan dengan sopan.
Kukatakan padanya, aku menyukai perempuan dengan keasliannya, bukan wanita
modern yang pakai rok pendek, baju ketat dan gincu bibir yang
menyilaukan," kata Soekarno.
"Saya lebih menyukai wanita kolot yang
setia menjaga suaminya dan senatiasa mengambilkan alas kakinya. Saya tidak
menyukai wanita Amerika dari generasi baru, yang saya dengar menyuruh suaminya
mencuci piring," tambahnya.
Mungkin saat itu Fatmawati begitu terpesona
mendengar jawaban Soekarno yang lugas. Sampai pada akhirnya jodoh mempertemukan
keduanya. Soekarno menikah dengan Fatmawati pada tahun 1943, dan dikarunia 5
anak yakni Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati, dan Guruh.
"Saya menyukai perempuan yang merasa
bahagia dengan anak banyak. Saya sangat mencintai anak-anak," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar