KISAH SITI MASYITOH
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim
… Wanita Mulia Yang Makamnya Harum Semerbak Sahabat kisah ini sudah hampir
dilupakan oleh kalangan ummat islam, anak-anak generasi muda saat ini saya
yakin mereka tidak pernah dengar kisah yang sangat memberikan inspirasi besar
dalam kehidupan, bagaimana keteguhan dan keyakinannya menjadikan ia wanita yang
mulia disisi Allah SWT. Siapa wanita mulia tersebut dialah Siti Masyitoh yang
hidup pada zaman Fir’aun dan sekaligus menjadi pembantu mengurus anak-anaknya
Fir’aun.
“Apa, di dalam kerajaanku
sendiri ada pengikut Musa?” Teriak Fir’aun dengan amarah yang membara setelah
mendengar cerita putrinya perihal keimanan Siti Masyitoh. Hal ini bermula
ketika suatu hari Siti Masyitoh sedang menyisir rambut putri Fir’aun, tiba-tiba
sisir itu terjatuh, seketika Siti Masyitoh mengucap Astagfirullah.
Sehingga terbongkarlah keimanan Siti Masyitoh yang selama ini disembunyikannya.
Sehingga terbongkarlah keimanan Siti Masyitoh yang selama ini disembunyikannya.
“Baru saja aku menerima
laporan dari Hamman, mentriku, bahwa pengikut Musa terus bertambah setiap hari.
Kini pelayanku sendiri
ada yang berani memeluk agama yang dibawa Musa.
ada yang berani memeluk agama yang dibawa Musa.
Kurang ajar si Masyitoh
itu,” umpat Fir’aun.
“Panggil Masyitoh
kemari,” perintah Fir’aun pada pengawalnya.
Masyitoh datang menghadap
Fir’aun dengan tenang. Tidak ada secuil pun perasaan takut di hatinya. Ia yakin
Allah senantiasa menyertainya.
“Masyitoh, apakah benar
kamu telah memeluk agama yang dibawa Musa?”. Tanya Fir’aun pada Masyitoh dengan
amarah yang semakin meledak.
“Benar,” jawab Masyitoh
mantap.
“Kamu tahu akibatnya?
Kamu sekeluarga akan saya bunuh,” bentak Fir’aun, telunjuknya mengarah pada
Siti Masyitoh.
“Saya memutuskan untuk
memeluk agama Allah, maka saya telah siap pula menanggung segala akibatnya.”
“Masyitoh, apa kamu sudah
gila! Kamu tidak sayang dengan nyawamu, suamimu, dan anak- anakmu.”
“Lebih baik mati daripada
hidup dalam kemusyrikan.”
Melihat sikap Masyitoh
yang tetap teguh memegang keimanannya, Fir’aun memerintahkan kepada para
pengawalnya agar menghadapkan semua keluarga Masyitoh kepadanya.
“Siapkan sebuah belanga
besar, isi dengan air, dan masak hingga mendidih,” perintah Fir’aun lagi.
Ketika semua keluarga
Siti Masyitoh telah berkumpul, Fir’aun memulai pengadilannya.
“Masyitoh, kamu lihat
belanga besar di depanmu itu. Kamu dan keluargamu akan saya rebus. Saya berikan
kesempatan sekali lagi,
tinggalkan agama yang dibawa Musa dan kembalilah untuk menyembahku. Kalaulah kamu tidak sayang dengan nyawamu, paling tidak fikirkanlah keselamatan bayimu itu. Apakah kamu tidak kasihan padanya.”
tinggalkan agama yang dibawa Musa dan kembalilah untuk menyembahku. Kalaulah kamu tidak sayang dengan nyawamu, paling tidak fikirkanlah keselamatan bayimu itu. Apakah kamu tidak kasihan padanya.”
Mendengar kalimat terakhir
yang diucapkan Fir’aun, Siti Masyitoh sempat bimbang. Tidak ada yang
dikhawatirkannya dengan dirinya,
suami, dan anak-anaknya yang lain, selain anak bungsunya yang masih bayi. Naluri keibuannnya muncul. Ditatapnya bayi mungil dalam gendongannya.
suami, dan anak-anaknya yang lain, selain anak bungsunya yang masih bayi. Naluri keibuannnya muncul. Ditatapnya bayi mungil dalam gendongannya.
“Yakinlah Masyitoh, Allah
pasti menyertaimu.” Sisi batinnya yang lain mengucap.
Ketika itu, terjadilah
suatu keajaiban. Bayi yang masih menyusu itu berbicara kepada ibunya,
“Ibu, janganlah engkau
bimbang. Yakinlah dengan janji Allah.” Melihat bayinya dapat berkata-kata
dengan fasih, menjadi teguhlah
iman Siti Masyitoh. Ia yakin hal ini merupakan tanda bahwa Allah tidak meninggalkannya.
iman Siti Masyitoh. Ia yakin hal ini merupakan tanda bahwa Allah tidak meninggalkannya.
Allah pun membuktikan
janji-Nya pada hamba-hamba-Nya yang memegang teguh (istiqamah) keimanannya.
Ketika Siti Masyitoh dan keluarganya dilemparkan satu persatu pada belanga itu,
Allah telah terlebih dahulu mencabut nyawa mereka, sehingga tidak merasakan
panasnya air dalam belanga itu.
Demikianlah kisah seorang
wanita shalihah bernama Siti Masyitoh, yang tetap teguh memegang keimanannya
walaupun dihadapkan
pada bahaya yang akan merenggut nyawanya dan keluarganya.
pada bahaya yang akan merenggut nyawanya dan keluarganya.
Ketika Nabi Muhammad Saw.
isra dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, beliau
mencium aroma wangi yang berasal dari sebuah kuburan.
“Kuburan siapa itu,
Jibril?” tanya baginda Nabi.
“Itu adalah kuburan
seorang wanita shalihah yang bernama Siti Masyitoh,” jawab Jibril.
Salam santun dan keep
istiqomah ..
( Subhanallah & Semoga Bermanfaat )
( Subhanallah & Semoga Bermanfaat )
BERSIHKAN
HATI MENUJU RIDHA ILAHI
... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa atuubu Ilaik ...
... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa atuubu Ilaik ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar