Kamis, 26 Maret 2015

alat ukur 1



ALAT UKUR LINIER LANGSUNG
JANGKA SORONG (MISTAR INGSUT)

1.      Pengertian
Jangka sorong adalah alat ukur  yang banyak digunakan dalam berbagai industri baik industri kecil ataupun industri besar. Dengan menggunakan jangka sorong / caliper kita mendapatkan kontrol ukuran dan dimensi yang presisi dan akurat karena alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter.  jangka sorong terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Jangka sorong merupakan alat ukur linier serupa dengan mistar ukur. Alat ukur ini memiliki dua sensor yaitu sensor gerak dan sensor tetap dan juga memiliki dua skala yaitu skala nonius dan skala utama. Skala utama terdapat pada batang jangka, sedangkan nonius adalah skala yang mengapit batang dari jangka sorong tersebut. Karena pemakaiannya, permukaan batang ukur harus relatif keras dan tahan aus dan dirancang dengan ketelitian geometrik yang tinggi. Kerataan masing-masing bidang pembimbing dan kesejajarannya dirancang dengan toleransi bentuk yang tinggi, supaya permukaan kedua sensor akan tetap sejajar.

2.      Bagian – Bagian Utama Jangka Sorong
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEeCg61gKvRXPq4hv7Vk3wNTbPlvXfar6LL5VnV8Cd0mCDvqPh9kt9SXcXOmNjTao2HF5hiWlT42I8F7YMfqNwGSYSQ9eagSLa0L8BjQbUrtudK54T2uEHgCHmZmVSMT4ybJQbslN_JAI/s1600/jangka+sorong.bmp
Gambar 1.1 bagian-bagian jangka sorong (www.google.com)

2.1 Rahang Luar
Bagian dari jangka sorong untuk mengukur sisi bagian luar diameter atau panjang benda dengan cara diapit. Pada rahang luar terdapat dua bagian yaitu rahang geser yang merupakan sensor geser dan rahang tetap yang merupakan sensor tetap.






Gambar 2.1 Rahang Luar (http://prmpramono.wordpress.com)

2.2 Rahang Dalam
            Bagian dari jangka sorong untuk mengukur sisi bagian dalam diameter atau panjang benda dengan cara diulur. Bagian-bagian pada rahang dalam sama seperti rahang luar yaitu terdapat sensor geser dan sensor tetap. Rahang dalam biasanya digunakan untuk mengukur lubang pipa dan lain-lain.



                                                                                     


Gambar 2.2 Rahang Dalam ((http://prmpramono.wordpress.com)

2.3 Depth Probe (pengukur kedalaman)
            Depth probe adalah bagian dari jangka sorong yang berfungsi untuk mengukur kedalaman suatu benda.
Gambar 2.3 depth probe (((http://prmpramono.wordpress.com)

2.4 Skala Utama
            Bagian ini berfungsi untuk membaca hasil pengukuran dalam satuan cm untuk versi yang analog. Pada skala utama pada jangka sorong terdapat angka 0 – 17 yang satuannya adalah centimetet (cm) dan garis –garis pendeknya yang menunjukkan ukuran 1 mm per garisnya.
http://asepgart.files.wordpress.com/2012/04/jangka-sorong-04.jpg
2.5 Skala Nonius
            Pada skala nonius biasanya tergantung ketelitian atau kecermatan alat tersebut, biasanya pada jangka sorong memiliki kecermatan pembacaan 0.1, 0.05, dan 0.02.

2.6 Pengunci
            Untuk menahan batang ukur agar tidak bergerak pada saat pengukuran.

3.      Prinsip Kerja
Benda ukur ditahan pada salah satu sisi/permukaannya oleh rahang ukur tetap, kemudian pelucur digeserkan sehingga rahang ukur gerak menempel pada sisi lainnya. Pada saat benda ukur dijepit seperti ini pengukur dapat membaca posisi garis indeks pada skala ukur atau terlebih dahulu mistar ingsut dikeluarkan dari benda ukur dengan hati-hati tanpa mengubah posisi rahang ukur tetap, dila perlu dikunci, kemudian baru dibaca hasil pengukurannya. Dibawah ini adalah salah satu contoh pembacaan skala dengan kecermatan pembacaan 0.05.
            jangka2
pada gambar tersebut diatas, diperoleh hasil pembacaan dari mengukur sebuah objek. adapun cara pembacaanya adalah sebagai berikut:
1.      Jepit benda pada rahang jangka sorong dan pastikan mengunci jepitan (terdapat pada bagian skala nonius 1/128) agar nilai ukur tetap.
  1. Perhatikan dan baca skala (dalam cm) pada batang jangka (skala utama), lihatlah angka yang dicapai oleh benda ukur yang tentunya dibatasi oleh nilai nol pada skala nonius.
  2. Lihat garis skala pada nonius (nonius x 1/100 cm), cari skala utama dan skala nonius yang berinpit (0,07 cm)
  3. Pada gambar, kelihatanya nilai tertera pada skala utama adalah 2,5, bukan 2,4 (benarkah?), perhatikan skala 2,5 tidak tepat berimpit dengan 0 skala nonius oleh karena itu, hasil bacanya dalah 2,4 cm. jika nilai 2,5 tepat berimpit, maka kita tidak perlu lagi mencari skala noniusnya melainkan langsung menuliskan hasil pembacaannya adalah 2,5 cm.
  4. Hasil pembacaan adalah (SU + SN) sama dengan 2,4 + 0,07 = 2,47 cm = 24,70 mm

4. Fungsi
Adapun fungsi dari jangka sorong adalah sebagai berikut :
1.      Mengukur ketebalan, jarak luar, dan diameter luar
2.      Mengukur kedalaman
3.      Mengukur tingkat
4.      Mengukur jarak celah atau diameter dalam

5.  Kecermatan atau Kepekaan
            Kecermatan merupakan satuan terkecil yang bisa dibaca pada alat ukur.

Besar u pada

Skala nonius

kecermatan
Skala utama
Besar n pada skala nonius
Jumlah bagian
Panjang/besar keseluruhan
0.01
1 mm
0.9 mm
10
9 mm
0.05
1mm
2mm
0.95 mm
1.95 mm
20
20
19 mm
39 mm
0.02
1 mm
1 mm
0.98 mm
0.98 mm
50
25
49 mm
24.5 mm





5.1 kepekaan pembacaan 0.05
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCIvBlQmdn0091K2mBpV0M2W8BkZLAtQetJQrcFMI0p_96uwgpq7KSnoBoYihF5XRB8hiOGwsZI_yT2uCV-GCTaGK03qpwftzxk5zZrgnGrC-LtVW98AIlxBfFEJq-2aNhm-JiesvqIvY/s1600/cara+membaca+jangka+sorong++dua+puluhan.jpg
5.2 kepekaan Pembacaan 0.02
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjw3yx2Go6zPKe14o7dCFwOc6oNiuy-61p9IFKYXMmcM8eK6BRqcvDbSlaKG7urV5u_2CBGrHAm-E6F950_aNtzqEjM7w7d1ZI71h51QosxEjT1-PyhUVGzrm1sVp4uHZr0MEkC9Qc8eM/s1600/cara+membaca+jangka+sorong++lima+puluhan.jpg
5.3 kepekaan pembacaan 0.01
            kepekaan 0.01 merupakan kepekaan alat ukur yang susah untuk dijumpai pada jangka sorong analog,biasanya kepekaan 0.01 terdapat pada jangka sorong digital.
http://www.robotroom.com/Caliper-Digital-Data-Port/Digital-Caliper.png


6. Jenis-Jenis Jangka sorong
6.1 Jangka Sorong Analog
6.1.1 Jangka Sorong Jam
            Jangka sorong jam memakai jam ukur sebagaiganti skala nonius dalam menginterpolasikan posisi garis indeks reltif terhadap skala pada batang ukur. Gerakan translasi peluncur diubah menjadi gerakan putaran jarum penunjuk dengan perantaraan roda gigi pada poros jam ukur dan batang bergigi yang dilekatkan di sepanjang batang ukur.
http://www.tpub.com/engine2/en2_files/image032.jpg
http://media.midwayusa.com/productimages/880x660/Primary/128/128288.jpg
6.1.2 Jangka Sorong Ketinggian
Suatu jenismistar ingsut yang berfungsi sebagai pengukuran ketinggian disebut jangka sorong ketinggian atau kaliber tinggi. Alat ukur ini dilengkapi dengan rahang ukur yang bergerak vertikal pada batang berskala yang tegak lurus dengan landasannya. Permukaan rahang ukur dibuat sejajar dengan alas, sehingga garis ukur akan tegak lurus dengan permukaan di atas mana landasan diletakkan. Oleh karena itu, dalam pemakaiannnya jangka sorong ketinggian ini memerlukan permukaan rata sebagai acuan, yang dlam hal ini bisa dipenuhi oleh meja rata.
http://lh3.ggpht.com/_X6JnoL0U4BY/S0yT7Gne69I/AAAAAAAADpw/wHEGjQNJv6M/tmp1083_thumb_thumb.png?imgmax=800http://www.multitek.in/products/precision/height-gauge.jpg

6.1.3 Jangka Sorong Tak Sebidang
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkvNA7Iep9BPkQWEsEly03dEZAWXgcdZZjRikJWTglaiKsy6vcHmCgJnFZxl8MQQocTrXvUJS99WSvbPuckaCUVcn2s6HzqQH0r32C81c9a3JCZMARfle7KiaiU3NK9TAFcX0OWhflr8o/s1600/vernie.jpg
http://image.monotaro.com/Monotaro3/pi/full/mono34985964-120621-02.jpg6.1.4 Jangka Sorong Jarak Center


           
           
6.1.5 Jangka Sorong Diameter Alur Dalam
http://image.tradett.com/images/products/FA200893111703847u184970037/inside-groove-vernier-calipers-with-flat-points.jpg
6.1.6 Jangka Sorong Pipa
http://2.imimg.com/data2/QH/PO/MY-1903935/tube-vernier-caliper-250x250.gif
6.2 Digital
http://citraperdanas.files.wordpress.com/2011/12/lrg-2-digitalcalipers.jpg
7. Kalibrasi
Jangka sorong dikalibrasi dengan cara mendorong rahang geser hingga menyentuh rahang tetap. Apabila rahang geser berada pada posisi yang tepat di angka nol, yaitu angka nol pada skala utama dengan angka nol pada skala nonius saling berhimpit pada satu garis lurus, maka jangka sorong tersebut sudah terkalibrasi dan siap digunakan.
8. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan :
1.      Memliki kecermatan pembacaan yang lumayan bagus umumnya kecermatan pembacaannya berkisar 0.05-0.01 mm.
2.      Dapat mengukur diameter sisi luar dengan cara dijapit
3.      Dapat mengukur diameter sisi dalam dengan cara di ulur
4.      Dapat mengukur kedalaman
5.      Harga murah dan terjangkau
Kekurangan :
1.      Tidak bisa mengukur benda yang besar
2.      Bisa terjadi pemuaian pada alat
3.      Karena sensor berkontak langsung dengan benda kerja memungkinkan terjadinya goresan atau benturan yang bisa menyebabkan ketidakrataan pada kedua sensor atau kedua rahang.
9. Perawatan
Faktor terjadinya kerusakan alat adalah ketidakstabilan suhu ruang penyimpanan dan tempat penyimpanan sehingga memungkinkan jangka sorong untuk memuai atau menyusut, terbentur dan/atau tergores. Oleh karena itu simpanlah pada suhu kamar dan tempat yang khusus biasanya terdapat kotak penyimpanan agar tidak terjadi pemuaian dan tergores.





ALAT UKUR LINIER TAK LANGSUNG
           JAM UKUR (DIAL INDICATOR)
1. Pengertian
Menurut anonimus (2008) dail indikator digunakan untuk mengukur atau memeriksa kerataan, kesejajaran, kebundaran, kehalusan, kebengkokan, kelurusan dan ketirusan dari suatu benda kerja. Dial indikator dapat melakukan pengukuran dengan ketelitian hingga 0,0005 mm. Metodedial indikatoradalahmetode yang paling banyak di lakukan, karenaketelitiancukupdapatdipertanggung-jawabkan, terutamajikadilakukandengan professional. Dan hargaalatrelativmurah. Jam ukur merupakan alat ukur pembanding yang banyak digunakan dalam industri pemesinan.
2. Bagian-Bagian utama
https://guruinsight.files.wordpress.com/2013/04/jan-dial-indikator.jpg
1. Jarum panjang, Jarum panjang ini akan langsung bergerak apabila bagian bidang sentuh tertekan oleh benda kerja. Adapun nilai pergerakan dari jarumpanjang tersebut tergantung dari beberapa nilai dari skala dial gauge tersebut.Misal : dial gauge skala 0,01 mm, apabila jarum panjang menunjuk angka 10 berarti 0,01 x 10 = 0,1 mm Skala untuk jarum panjang ini dapat berputar kekiri atau kekanan, yang artinya posisi angka nol tidak selalu berada diatas tergantung pada posisi mana yang kita kehendaki pada saat proses pengukuran benda kerja.
2. Jarum pendek, jarum pendek akan bergerak satu step/ruas, apabila jarum panjang bergerak dari angka nol sampai dengan angka nol lagi (satu putaran).misal : nilai pergerakan satu ruas dari jarum pendek adalah 0,01 mm x 100 = 1 mm (apabila nilai skala 0,01 mm). Jadi, jika jarum pendek berputar sampai satu putaran berarti 1 x 10 = 10 mm
3. Batas toleransi, batas toleransi pada alat ini ada dua dan dapat digeser kekiri dan kekanan sesuai dengan yang kita kehendaki untuk melihat batas pergerakan jarum panjang kekiri atau kekanan, pada saat proses pengukuran benda kerja.
4. Bidang sentuh dengan benda kerja, bagian ini akan bergerak naik atau turun apabila bersentuhan dengan permukaan benda kerja saat benda kerja bergerak terhadap bidang sentuh tersebut. Bagian ini merupakan sensor pada jam ukur.
3. Prinsip Kerja
            Prinsip kerja pada jam ukur adalah secara mekanik, dimana gerakan linier sensor diubah menjadi gerakan putaran jarum penunjuk  pada piringan yang berskala dengan perantaraan batang bergigi dan susunan roda gigi. Pegas koil berfungsi sebagai penekan batang bergigi sehingga sensor selalu menekan ke bawah. Pegas spiral berfungsi sebagai penekan sistem transmisi roda gigi sehingga permukaan roda gigi yang berpasangan selalu menekan sisi yang sama untuk kedua arah putaran.
4. Fungsi dan Cara Pembacaan
Adapun fungsi dari jam ukur adalah
1.      Untuk mengukur kesejajaran
2.      Untuk mengukur kerataan
3.      Untuk mengukur kebundaran
4.      Untuk mengukur kehalusan
5.      Untuk mengukur kebengkokan
6.      Untuk mengukur kelurusan




Cara pembacaan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii_uAcNE4XnDQ19cQnLmFbgCFoPEVkSj_P1d3LxADhdAL_MJ_SMmzSnkPBjY4CNlwDUqUNsvqjU8G_qf5t_P0lllnv7TlYQhwyepX2CmVtd8VCfO9HR7HGQ4jCvcDilAfonlCGVNxiqqo/s1600/dialgauge4.jpg
1.      Lihat posisi dari jarum besar, terlihat posisi jarum pada strip ke-enam. Karena harga 1 strip adalah 0,01mm, maka 6 x 0,01 mm adalah 0,06 mm.
2.      Lihat posisi jarum kecil, terlihat posisi jarum pada strip ke-tiga lebih sedikit (melebihi strip). Karena harga 1 strip adalah 1 mm maka 3 x 1mm adalah 3 mm.
3.      Jadi hasil pembacaan dari dial gauge tersebut adalah 3 mm + 0,06 mm, yaitu 3,06 mm.
5.  kecermatan
            Kecermatan pembacaan skala adalah 0.01, 0.005, atau 0.002 mm dengan kapasitas ukur yang beragam, misalnya 20, 10, 5, 2, atau 1 mm. Untuk kapasitas ukur yag besar biasanya dilengkapi dengan jam kecil pada pirinan jam yang besar, di mana satu putaran penuh.

6. Jenis
            6.1 Dial Indikator Analog
            https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSgZFNGi5ymNY36yTU8ky1HJWv6mtgpCkWdBQNAFNjs_q9-FgGzlQ

6.2 Dial Indikator Digital
            http://image.ec21.com/image/zengwen53454/oimg_GC07162587_CA07251019/Digital_Dial_Indicator_0_01mm_Measuring_Tools.jpg
7. Kalibrasi
Cara Mengkalibrasi
1.      Letakkan dial indikotor pada tempat yang datar
2.      Amatilah pada skala utama dan skala nonius
3.      Jika pada skala utama tidak menunjukkan pada angka 0 (nol), maka putarlah sekrup pengkalibrasi baik searah jarum jam atau sebaliknya, tergantung dari kebuthan, sampai jarum skala utama menunjukkan pada angka 0 (nol)
4.      Kemudian amatilah pada skala nonius, jika tidak tepat pada angka 0 (nol), maka putarlah ring pada skala nonius hingga jarum pada skala nonius menunjukkan angka 0 (nol)
8. Keuntungan dan Kerugian
Keuntunganmetode Dial:
·         Metodeinicukupakurat.
·         Cukupefisienuntukporosberdiameterbesarmaupunkecil
·         Denganmenggambarataumudahmelihatposisikeduaporos
·         Dapatdilakukanuntukkeduaporos yang dapatdiputarataupunhanyasatu
·         Alatcukupmurahdibandingalat lacer ataualatlain,
·         Mudah di gambar, dibuatperhitungan-perhitungan, sehinggapekerjaandapatdiselesaikanlebihcepat .
·         Cukupsesuaiuntukmesin-mesin besar, putarantinggi,
Kerugian :
·         Mengerjakanyaharussangatteliti / hati2, pemasangan dial haruskokoh, sehinggadapatdihindarisalahbaca / salahpenunjukan.
·         Toleransi, run-out, sag harusdiketahuiatau di chekdulu.
·         Jikapermukaankoplingtidak rata atau run-out nyabesar, makapenunjukan dial indicatormenjaditidaksebenarnya, sehinggaselanjutnyaperhitungan-perhitunganmenjadisalah.
·         Aksialclearencesangatmempengaruhikesalahan.














ALAT UKUR SUDUT
BUSUR BILAH (BEVEL PROTRACTOR)
1. Pengertian
            Busur bilah digunakan untuk pengukuran sudut antara dua permukaan benda ukur dengan kecermatan lebih kecil daripada satu derajat.
2. BagianBagian Utama
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMODbFJKilzvyzEv8KRE6hGIoaQCG-tfHm_ArUO0hOIn67_uY-cctG4UZwISRmNoxG9ThRs70wRagPU8YkSv9CjvZ0k21jYYwSYvXSPGbeXoFQDO97ciPfPCvz-NMA-1q_IYo7AA4rSD8/s320/bevel+protractor.GIFhttp://htmlimg1.scribdassets.com/3owk4hjabklr31h/images/7-df62c20dc3.jpg

Bagian – bagian utama pada busur bilah adalah sebagai beriukut :

·         Badan atau piringan dasar
Berupa lingkarang penuh dengan diameter sekitar 55 mm. Permukaan bawah piringan dasar ini rata, sehingga busur bilah dapat diletakan pada meja rata dengan baik tak bergoyang. Pada tepi permukaan atas terdapat skala dengan pembagian dalam derajat dan diberi nomor dari 00 – 900 – 00 – 900 (skala kiri dan kanan),
·         Pelat dasar
Menyatu dengan piringan dasar. Panjang, lebar dan tebal pelat dasar sekitar 90 x 15 x 7 mm. Sisi kerja pelat dasar dibuat rata dan lurus, dengan toleransi kerataan 0.01 mm untuk sepanjang sisi kerja.
·         Piringan indeks
Mempunyai titik pusat putaran berimpit dengan pusat piringan dasar. Pada piringan ini tercantum garis indeks dan skala nonius sudut (skala nonius kiri dan kanan), biasanya dengan kecermatan sampai 5 menit. Kadang dilengkapi dengan pemutar halus atau cermat.
·         Bilah utama
Dapat diatur kedudukannya dengan kunci yang terletak pada piringan indeks. Panjang, lebar dan tebal dari bilah utama, sekitar 150/300 x 13 x 2 mm, dan kedua ujungnya dibuat menyudut masing – masing sebesar 450 dan 600. Kedua tepi dibuat lurus dengan toleransi kerataan sebesar 0.02 sampai 0.03 mm untuk seluruh panjangnya.

3. Prinsip Kerja / Cara Kerja

·         Aturlah kedudukan bilah utama dengan memakai kunci bilah
·           Rapatkan atau sejajarkan bidang busur bilah dengan bidang dari sudut yang diukur
·         Jika keadaan ini tidak terpenuhi, maka kemungkinan harga yang dicapai lebih kecil
·         Untuk pengukuran benda yang besar, kunci piringan indeks dapat dikendorkan, geserkan busur bilah menuju permukaan yang menyuduts ampai bilah utama berputar dan berimpit dengan permukaan tersebut
·         Kunci piringan indeks dan bacalahs udut yang didapat

4.  Fungsi dan cara pembacaan
Fungsi utama dari busur bilah adalah mengukur sudut dan memberikan acuan untuk membuat garis gores.
Cara pembacaan :
Busur bilah yang baik dilengkapi dengan skala menit sehingga dapat mengukur dengan kelebihan menit. Pada skala itu terdapat angka­-angka 60, 45, 30, 15, 0, 15, 30 60. Dan angka 0 ke kanan sampai 60 terdiri dan 12 garis, demikian pula ke arah kiri terdiri 12 garis yang sama. Ini berarti selisih garis pada skala derajat dengan garis pada skala menit adalah I derajat 12 = 5 menit, berarti busur bilah ini dapat mengukur sampai pada batas terkecil 5 menit. Dengan kata lain bila garis pertama di sebelah kanan 0 se garis dengan garis di atasnya (pada skala derajat), maka kelebihari ukuran tersebut adalah 1 x S menit = 5 menit, dan bila garis ke 2 sama dengan 2 x 5 menit = 10 menit.








 







5. Kecermatan
            Kecermatan yang dimiliki busur bilah adalah sampai 2 menit. Pada busur bilah umunya memiliki kecermatan hanya 5 menit, Pengukur sudut dapat distel pada sembarangtempat dengan daerah pengukuran dari nol sampai dengan 360°

6.  Kalibrasi
            Cara mengkalibrasi busur bilah adalah menggunakan blok ukur sudut. Rapatkan bagian busur derajat dengan mistar. Kendorkan baut pengencang. Tepatkan garis pada mistar tepat pada angka nol pada busur. Kencangkan lagi baut pengencang.

7.    Pemeliharaan Busur Bilah
Untuk mendapatkan usia pakai yang relatif lama, perlu adanya rawatan dan pemeliharaan dengan baik melalui langkah-Iangkah;
a.  Setelah dipakai bersihkan alat ini dani debu atau kotoran.
b. Berikan pelumasan bagi bagiari yang bergesen/bergerak sepenlunya, atau olesi/lumasi
    dengan vaseline seluruh bagiannya secukupnya.
c. Simpanlah pada tempat yang telah disediakan (kotak kayu/plastik) dalam keadaan teratur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar